Sedikitnya 60 perempuan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Selatan (Sulsel) berkunjung ke Butik Namira Ecoprint, di Kedung Asem Indah Blok G-7, Surabaya, Selasa-Rabu (18-19/2023).
Kedatangan ke Namira terkait program “Studi Tiru Dekranasda ke Provinsi Jawa Timur”. Di mana salah satu programnya adalah mengunjungi industri kerajinan produk ecoprint.

“Kunjungan dibagi menjadi dua gelombang. Yang pertama datang pada hari Selasa (18/7) dan yang kedua pada hari ini (19/7),” kata Yayuk Eko Agustin Wahyuni, owner Namira Ecoprint.
Selama dua hari, Yayuk Eko memberi tips dan trik membuat ecoprint yang berkualitas. Dimulai dari proses pemilihan bahan sampai dengan hasil setelah kain direbus.
“Ini bagian yang tak kalah penting dari proses pembuatan ecoprint, yakni menata daun-daun. Pola dan desainnya harus dikuasai agar hasilnya bagus. Silakan ibu-ibu mencoba,” tutur Yayuk yang menyilakan mereka ikut menata daun-daun di atas kain yang diletakkan di meja.

Para perempuan tersebut sangat antusias mengikuti instruksi yang disampaikan Yayuk Eko. Sesekali mereka bertanya bila ada yang kurang dipahami. Seperti bagaimana daun-daun tersebut bisa mengeluarkan warna, berapa lama harus merebus, dan lainnya.
“Kalau menata daun ini harus telatan dan sabar. Bisa sampai dua sampai empat jam. Bergantung dari bahan yang diperlukan,” papar perempuan yang menyabet penghargaan Juara 1 Pengusaha Berprestasi Tingkat Nasional IWAPI 2022 ini.
Para perempuan asal Sulsel tersebut merasa puas setelah mengetahui hasil dari pembuatan ecoprint. Kain hasil rebusan yang masih basah kemudian dipajang di depan butik. Setelah dibiarkan beberapa saat, kain tersebut telah berbentuk ecoprint dengan perpaduan warna yang ciamik.

“Wow, hasilnya bagus, ya. Warnanya bisa cerah begini. Terus daun-daun yang sudah dipakai ini dibuang?
Yayuk Eko menjelaskan jika semua bahan ecoprint diambil dari alam dan kembali ke alam. Semua yang dikerjakan di Namira Ecoprint sudah mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan.
“Daun-daun yang sudah ini masih biasa dipakai untuk kompos. Kebetulan kami punya tempat pembuatannya yang termasuk dalam program Kampung Mandiri yang telah dilaunching Bu Khofifah (Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, red), beberapa pekan lalu,” beber Yayuk Eko
Sebelum meninggalkan tempat, tak sedikit perempuan yang memborong produk-produk Namira Ecoprint untuk dipakai oleh-oleh. (*)