Anggota DPR RI Bambang DH Lihat Proses Produksi di Butik Namira

Author:

Category:

Anggota Komisi III DPR RI Bambang Dwi Hartono atau karib disapa Bambang DH, mengunjungi Butik Namira Ecoprint di Kedung Asem Indah Blog G/7, Surabaya, Kamis (26/5/2022) malam.

Bambang DH sengaja datang karena ingin melihat secara langsung proses produksi ecoprint, sekaligus menggali informasi terkait pemasaran, literasi keuangan, pelanggan, dan lain sebagainya

“Pantas hasilnya bagus. Rupanya pasarnya bukan hanya di dalam negeri, tapi ada yang dikirim ke beberapa negara di luar negeri,” ujar Bambang DH yang pernah menjabat wali kota Surabaya dua periode itu.

Saat itu, Bambang DH menyimak seksama pembuatan ecoprint. Yang diawali dengan mordanting, yakni merendam kain dengan menggunakan tawas dan air selama satu jam.

“Ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bahan kain untuk menyerap zat warna. Berhasil atau tidaknya pewarnaan kain sangat bergantung dari proses ini,” terang Didik Edy Susilo, desainer Namira Ecoprint.

Anggota DPR RI Bambang DH Lihat Proses Produksi di Butik Namir
foto: dok/namira

Berikutnya proses pencetakan, di mana kain dilipat menjadi dua sisi simetris. Satu sisi menjadi alas, sisi lain berfungsi sebagai kaca. Kemudian letakkan bagian-bagian dari tumbuhan yang mengandung pigmen warna di atas bahan kain tersebut. Daun, bunga, batang atau bagian tumbuhan lain ditata sesuai keinginan kemudian dipukul-pukul dengan menggunakan palu.

“Dari proses ini, pewarna yang terkandung dalam tumbuhan bisa keluar secara maksimal,” terang Didik menjawab pertanyaan Bambang DH.

Selanjutnya mengukus kain, yakni mengikat menggunakan tali kenur supaya ketika dikukus posisi daun tidak bergeser. Proses ini kurang lebih membutuhkan setengah jam dengan suhu 100 derajat celcius.

Setelah kelar, gulungan kain dikeluarkan, lalu diamkan hingga benar-benar dingin. Lantas ikatan tali dilepaskan. Dari hasil pengukusan ini akan didapatkan motif-motif batik yang tercetak cantik.

Yang terakhir fiksasi, yakni untuk mengikat motif dan warna yang sudah tercetak di atas kain. Proses fiksasi dilakukan dengan merendam air di air campuran tawas selama satu jam untuk mengikat warna dari tumbuhan agar tidak mudah luntur.

Hasil produksi diamati benar oleh Bambang DH. Selain memegang, dia juga mengusap-usap kain hasil ecoprint. “Wah, menarik ini. Nilai seninya ada dan juga ramah lingkungan karena semua bahannya dari alam,” tandas Bambang DH. (*)

Read More

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini