Ecoprint, Genre Batik Indonesia

Author:

Category:

Keberhasilan itu dimulai dari kesalahan.
Sukses biasanya diikuti oleh kegagalan.
Orang yang berhasil dan sukses adalah
manusia tangguh karena lolos dari
kesalahan dan kegagalan.

(Yayuk E Agustin W.)

Sejarah batik Indonesia merupakan peninggalan leluhur bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan Majapahit sekitar abad 17. Kemudian mulai berkembang dari Pekalongan sekitar abad 19 ke arah Timur, Barat meliputi Kota Semarang, Jogjakarta, Solo, dan Banten atau sekitar Batavia.

Motif pada saat itu masih menggambarkan nuasa alam seperti gambar gunung, pohon-pohonan serta binatang di mana motif serta corak desainnya masih sederhana sekali. Pada zaman itu, penggunaan batik masih jarang sekali karena terbatas hanya pada kalangan tertentu saja, seperti para bangsawan, kelompok kaum ningrat atau keluarga kerajaan.

Seiring dengan berkembangnya zaman dari tahun ke tahun, batik Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Mulai dari motif, tekstur, bahkan teknik membatik juga mengalami perubahan dengan mengunakan alat cetak dan printing.

Sejarah Ecoprint

Ecoprint, Genre Batik Indonesia
Produk Namira Ecoprint Surabaya

Di akhir abad 19, teknik ecoprint sebenarnya sudah ada di Negeri Kangguru Australia namun belum populer karena masih sebatas kegiatan kerajinan tangan, khususnya pada anak-anak sekolah.

Teknik pembuatan ecoprint mulai diperkenalkan di negara India awal tahun 2000 oleh India Flint, yaitu daun-daunan ditempel pada kain sutera atau wool kemudian digulung dan dimasukan ke dalam steam.

Ternyata teknik ini banyak diminati banyak orang. Bahkan berkembang ke Asia Tenggara termasuk ke Indonesia. Di Indonesia lebih terkenal dengan sebutan ecoprint yang sudah menyebar ke berbagai penjuru kota.

Baca Juga: Keinginan Menjadi Kenyataan

Bahkan sekarang sudah berkembang seperti seni membatik tanpa menggunakan canting dan malam, melainkan menggunakan daun dan pewarna alam. Setelah daun ditempelkan di kain dan diberi pewarnaan kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam steam atau dikukus beberapa jam.

Menurut pendapat kami setiap orang yang mengerjakan ecoprint dengan memasukkan unsur seni pasti akan memberikan hasil yang indah. Tidak beda dengan yang dihasilkan oleh seniman pelukis dan seni membatik. Seniman pelukis dalam berkarya menggunakan imaginasi, kain kanvas, kuas dan minyak cat.

Dalam membuat ecoprint, supaya hasilnya bagus, juga harus menggunakan imaginasi. Ada pun perbedaannya adalah bahan untuk melukis yang menggunakan daun dan pewarna alam yang dituangkan ke dalam kain.

Perkembangan Batik di Indonesia

Sehingga sampai saat ini, perkembangan batik di Indonesia dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Batik tulis tradisional
2. Batik cap / cetak
3. Batik printing
4. Batik ecoprint

Read More

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini