Pascamenerima penghargaan sebagai Pengusaha Teladan IWAPI 2022, Yayuk Eko Agustine terbang ke Manado. Pemilik Namira Ecoprint tersebut diundang menjadi peserta Misi Dagang dan Investasi kembali digelar Pemprov Jawa Timur dengan Provinsi Sulawesi Utara.
Misi Dagang dan Investasi ini diikuti 200 pengusaha. Dari Jawa Timur sebanyak 42 pengusaha, sedang dari Sulawesi Utara 100 pengusaha. Sisanya dari Dinas Pemprov Jatim dan Sulut serta beberapa asosiasi dan BUMD.
“Kami senang dan bangga bisa ikut misi dagang kali ini. Event ini sangat efektif untuk promosi dan memasarkan produk-produk Namira,” kata Yayuk.
Perempuan energik ini lalu mengatakan, pada misi dagang ini dia bisa bertemu konsumen dan customer baru. Mereka berasal dari berbagai latar belakang. Berikut karakter dan preferensinya juga beragam.
“Kami bisa menyelami dan mendapat banyak pengalaman. Setidaknya, selain menjual, kami juga mendapat masukan dan mengetahui keinginan pembeli,” tandas Yayuk.
Misi dagang kali ini juga tergolong sukses. Dari data akhir yang dihimpun Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Timur hingga Kamis (25/8/2022) pukul 18.00 WITA, terdapat 40 jenis transaksi perdagangan. Nilai totalnya Rp 158,9 miliar.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang hadir langsung membuka misi dagang mengatakan, misi dagang dan investasi merupakan cara jitu untuk mengungkit neraca perdagangan dan kerja sama strategis antar daerah. Bahkan program, kata dia, menjadi salah satu harapan bagi daerah untuk mengendalikan laju inflasi.
“Sesuai arahan Gubernur Bank Indonesia yang mengatakan bahwa laju inflasi dapat dikendalikan antara lain melalui peningkatan kerja sama antar daerah. Sebelum arahan ini muncul, Jatim sudah keliling. Kita terus gerilya untuk memperkuat kerja sama antardaerah melalui misi dagang sejak tahun 2019,” ungkapnya.
Berdasarkan data BPS catatan transaksi perdagangan antara Jatim dan Sulut ditahun 2021 mencapai total nilai Rp 1,75 triliun. Dengan rincian nilai muat (Jatim ke Sulut) sebesar Rp 1,45 triliun dan nilai bongkar (Sulut ke Jatim) sebesar Rp 300,45 miliar. Dari transaksi ini, neraca perdagangan Jatim atas Sulut mengalami surplus sebesar Rp 1,15 triliun. (wh)